Rabu, 22 Mei 2013

kesempurnaan Penciptaan Siklus Air


Membaca sebuah poster yang terpasang di dinding kelas tentang siklus air menyadarkanku tentang kebenaran perencanaan dan penciptaan dunia ini. Banyak teori yang mengatakan bahwa dunia ini ada atas dasar ketidaksengajaan, atau ada dengan sendirinya tanpa adanya campur tangan dari Tuhan Sang Maha Pencipta. Teori-teori yang dibanggakan kaum yang merasa intelektual dari barat sebagai dasar pembenaraan dari keputusasaan mereka mengenai konsep ketuhanan yang sudah begitu absurd. Ternyata ketika kita mau berpikir sedikit saja, maka petunjuk itu akan muncul dengan jelas, bahkan amat sangat jelas jika boleh saya mengatakan demikian bahwa semua yang ada di dunia ini direncanakan dan diciptakan dengan amat detail dan penuh perhitungan yang sempurna.

Siklus air yang terjadi setiap hari dan teratur ternyata direncanakan dengan begitu sempurna. Air bersifat mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah.  hal itu memudahkan kita untuk menampungnya dan membendungnya, anadaikan saja mengalir dari tempat rendah ke tempat yang tinggi tentunya kita akan kerepotan. kalau kita perhatikan, air yang terus mengalir dari atas ke bawah tentunya kita kan berpikir bahwa lama-lama air yang di atas lama-lama akan habis, tak tersisa, karena semuanya akan mengalir ke bawah.  Tapi Tuhan sudah merencanakan dengan sempurna sifat air tersebut. Tuha menciptakan siklus perjalanan air yang luar biasa sempurna, sehingga dari dataran rendah sampai dataran tinggi manusia tidak kekurangan air.  

Penguapan
untuk menjaga agar air tetap berputar dalam siklus, maka Tuhan menciptakan air yang mudah menguap dalam batas suhu tertentu. tuhan sudah merencanakan dengan matang hal ini, maka suhu di bawah atau di dataran rendah itu lebih tinggi daripada suhu yang ada di dataran tinggi. Di laut suhu udara cukup panas suhingga air dari berbagai pegunungan yang bermuara di tempat itu amat mudah menguap. dalam peristiwa ini tuhan menciptakan angin, yaitu angin laut yang bertiup siang hari yang bertiup dari laut menuju ke darat. maka angin darat itu membawa uap air yang berasal dari lauta menuju ke daratan.

Pengembunan
Uap air yang berkumpul dalam jumlah banyak itu kemudian disatukan dalam koloni-koloni uap dan terbentuklah air hujan/ awan hujan. Awan yang mengandung air hujan itu kemudian digiring oleh angin menuju daratan. maka terjadilah hujan di daratan sehingga stok air untuk daratan tidak bermasalah.

Penyerapan ke dalam Tanah
Air hujan yang jatuh ketanah sebagian akan terserap kedalam tanag dan sebagian lagi akan mengalir secara langsung ke sungai. Disinilah Tuhan  dengan kesempurnaanNya menciptakan pohon-pohon yang menyerap air. coba kita bisa perhatikan, pohon-pohon besar penyerap air akan tumbuh dengan lebat pada daratan dengan area ketinggian tertentu. Maka pada pohon-pohon inilah Tuhan menyimpankan air yang segar untuk manusia. Tuhan menciptakan penyaringan dengan sistem yang sangat sempurna pada pohon-pohon besar itu. Hujan yang jatuh ke tanah kadang akan membawa kotoran atau zat-zat yag tidak baik dari udara, maka tugas pohonlah untuk menyaring dan menjernihkan lagi. 

Mata Air
Air-air yang tersimpan dalam akar-akar tumbuhan besar tadi kemudian dikeluarkan dalam bentuk air yang segar dan jernih melalui mata air. Subhanallah, sungguh desain yang amat sempurna dalam siklus perjalanan air.  Air-air yang jernih inilah yang layak dikonsumsi oleh manusia. Di sinilah Tuhan dengan jelas mengamanahi manusia agar mau menjaga bumi ini.  Menciptakan manusia sebagai khalifatul ardhi, pemimpin, pengelola dan penjaga apa yang ada di bumi termasuk air. Hutan sebagai penyimpan cadangan air harus selalu dijaga dan dilestarikan sehingga mata air-mata air sebagai sumber penunjang kehidupan manusia tetap lestari.

Pemadatan menjadi salju
Pohon-pohon tidak bisa tumbuh pada dataran yang ketinggianya melewati batas tertentu, maka Tuhan mendesain air yang mudah berubahan sesuai keadaan suhu. Pada Puncak-puncak gunung yang tinggi memiliki suhu yang sangat rendah maka, awan-awan yang berasal dari penguapan air laut diubah dalam buliran-buliran salju, terjadilah hujan salju dipuncak-puncak ketinggian tertentu. Dari tumpukan salju di atas gunung munculah gletser, aliran air yang berasal dari salju yang mencair, mengalir ke bawah untuk menjamin keberadaan air bagi manusia.

Air mengalami perjalanan yang sangat panjang, dari laut, terbang ke angkasa hingga turun di atas gunung, turun perlahan melaui sungai-sungai atau mata air-mata air lalu kembali lagi ke laut. Semua terjadi agar bisa memenuhi kebutuhan air pada semua mahluk hidup, terutama manusia. Siklus air itu akan terus berlanjut dan berlanjut samapi akhir zaman. Siklus itu sungguh membawa kemakmuran pada setiap makhluk hidup, 

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (Q.S. 55:13)

Semua siklus tersebut tetap berjalan sempurna sebagaimana mestinya sampai pada saat manusia merusak tatanan yang ada di bumi. Tuhan menciptakan bumi dengan perencanaan yang sempurna, tidak ada ketidaksengajaan yang sebaik ini. Tuha maha mencipta, lalu dalai apa lagi yang membuat kiat masih mengingkarinya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berwisata ke Curug Lawe

Curug Lawe Berwisata untuk mengisi liburan tidak harus ke luar negeri. di Semarang ada sebuah destinasi wisata alam yang cukup populer,...